“Seorang pria di Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai tukang selingkuh akhirnya bertemu dengan wanita idamannya yang cantik luar biasa. Namun, wanita ini bukan manusia biasa. Dia adalah makhluk gaib yang menguji keimanan dan moral si pria, membawanya ke takdir mengerikan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.”
Malam itu, angin berembus kencang di sebuah desa di Sulawesi Selatan. Langit pekat tanpa bintang, hanya diselingi suara lolongan anjing yang membuat bulu kuduk berdiri. Sebuah rumah panggung berdiri megah di tengah kampung, rumah milik seorang pria bernama Farid. Ia adalah pria paruh baya dengan wajah tampan yang sering kali menjadi bahan perbincangan warga. Sayangnya, bukan karena prestasi, melainkan karena kebiasaan buruknya: berselingkuh.
Farid, meski sudah memiliki istri setia bernama Amina dan seorang anak laki-laki yang lucu, tetap tidak bisa berhenti mengejar wanita lain. Ia sering mengirim foto anaknya ke para wanita untuk meraih simpati mereka. “Anakku lucu sekali, mirip ibunya,” begitu ia menulis di pesan. Padahal, jauh di lubuk hati, ia tahu betul perbuatannya menyakiti Amina.
Suatu hari, Farid menghadiri pesta adat di desa tetangga. Di sana, ia melihat seorang wanita berwajah blasteran yang membuatnya takjub. Wanita itu mengenakan kebaya putih sederhana, tetapi aura kecantikannya memancarkan pesona yang luar biasa. Wajahnya seperti artis yang sering muncul di layar kaca.
Farid mendekat, memasang senyum khasnya. “Maaf, siapa nama Anda? Saya belum pernah melihat wanita seindah Anda di sini,” katanya penuh percaya diri. Wanita itu tersenyum tipis, suaranya lembut namun dingin. “Panggil saja saya Sari,” jawabnya.
Sejak pertemuan itu, Farid seperti terhipnotis. Ia mulai mengirim pesan-pesan genit, menawarkan perhatian berlebihan. Tak butuh waktu lama, ia berhasil mengajak Sari bertemu di sebuah pantai terpencil.
Pada malam pertemuan itu, Sari mengenakan gaun merah yang berkibar-kibar di bawah sinar bulan. Farid semakin tergila-gila. Ia bahkan mengungkapkan niat untuk meninggalkan keluarganya demi Sari. Namun, di tengah obrolan, Sari tiba-tiba tertawa kecil. Tawa itu perlahan berubah menjadi suara mengerikan yang menggema di seluruh pantai.
“Kamu pikir aku manusia biasa, Farid?” kata Sari dengan mata yang tiba-tiba berubah menjadi hitam legam. “Aku hanya ingin menguji imanmu. Dan sekarang, lihat akibatnya.”
Farid terpaku, tubuhnya tak bisa bergerak. Dalam sekejap, tanah di bawahnya retak, dan ia merasakan tubuhnya ditarik ke dalam kegelapan. Di sana, ia mendengar suara anjing melolong, tetapi kali ini lebih dekat, lebih nyata. Anjing-anjing besar dengan mata merah menyala mulai mengepungnya.
Sementara itu, di rumah, Amina merasa gelisah. Ia bermimpi melihat Farid dikelilingi api dan makhluk-makhluk mengerikan. Paginya, ia mencoba menghubungi Farid, tetapi tidak ada jawaban. Setelah dua hari tanpa kabar, warga menemukan pakaian Farid di pantai, tetapi tubuhnya tidak pernah ditemukan.
Kabar hilangnya Farid membuat desa gempar. Banyak yang mengaitkannya dengan hukuman atas perbuatannya. Amina, meskipun terluka, hanya berkata, “Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.”
Pesan Moral:
Kesetiaan adalah bentuk penghormatan terhadap pasangan dan keluarga. Mengkhianati kepercayaan orang terdekat tidak hanya membawa luka, tetapi juga membuka pintu untuk hukuman yang mungkin tidak terlihat. Dalam kehidupan ini, keimanan dan integritas adalah tameng terbaik dari segala godaan yang menyesatkan.